SMAN 2 BUSUNGBIU, PUCAKSARI, BUSUNGBIU, BULELENG, BALI: MELAYANI DENGAN HATI DEMI PESERTA DIDIK YANG BERAKHLAK MULIA, BERPRESTASI DAN BERTANGGUNG JAWAB

Rabu, 07 Januari 2015

Kurikulum Ganda: 2006 Vs 2013

Ketidaktegasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan telah melahirkan kurikulum ganda dalam sistem pendidikan nasional. Pengamat pendidikan Muhammad Abduhzen mengatakan, sebaiknya kurikulum ganda yakni Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006, pelaksanaannya tidak berlarut-larut. 

Ia mengatakan, seharusnya jangan ada sebutan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006. "Pemerintah seharusnya membuat pedoman pembelajaran sementara, sembari merevisi Kurikulum 2013," kata Abduhzen, Senin, (5/1).

Pedoman pembelajaran itu, terang dia, bersifat kompilasi saja, dibuat simpel dan praktis. Sementara itu dilakukan penyempurnaan terhadap Kurikulum 2013. Pedoman pembelajaran itu, Abduhzen mengatakan, maksimal berlaku tiga sampai lima tahun saja pada masa transisi. Sebab menurutnya, revisi Kurikulum 2013 selama tiga sampai lima tahun itu sudah cukup.

Ia mengatakan, jika selama masa transisi tetap memakai dua kurikulum, agak sukar diterima dengan akal sehat. "Saya sudah menyampaikan ini kepada Pak Menteri, namun belum ada respons," ujarnya.

Abduhzen menilai Mendikbud tidak mau menyakiti siapa pun. Padahal dalam membuat kebijakan harus tegas dan jelas. Akibat kurangnya sikap tegas itu, maka dampaknya muncullah pemakaian dua kurikulum. Hal ini membuat sekolah-sekolah menjadi bingung.

Ia mengatakan, sekolah-sekolah di daerah banyak yang tidak mau mengganti kurikulum. Salah satu penyebabnya karena ada anggapan, sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 dianggap lebih maju. Sedangkan sekolah yang menggunakan Kurikulum 2006 dinilai kurang maju.

Sebanyak 6.000-an sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013, ia menjelaskan, rata-rata bekas rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah unggulan lainnya. "Artinya pendidikan di daerah citranya maju dan baik jika memakai Kurikulum 2013. Akibatnya sekolah yang belum siap, jadi memaksakan diri menggunakan Kurikulum 2013. Ini tidak baik," katanya.

Sejumlah sekolah, baik di ibu kota negara maupun di daerah-daerah, kini menerapkan pelaksanaan kurikulum yang tidak seragam. Beberapa sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 satu semester, kini kembali menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 

Bahkan ada yang sudah menyatakan tetap menerapkannya hingga tahun ajaran baru 2015/2016. Namun, ada pula yang masih menggunakan Kurikulum 2013 saat ini, dan baru mulai kembali ke KTSP pada tahun ajaran baru mendatang. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda adalah Kebahagiaan Kami