SMAN 2 BUSUNGBIU, PUCAKSARI, BUSUNGBIU, BULELENG, BALI: MELAYANI DENGAN HATI DEMI PESERTA DIDIK YANG BERAKHLAK MULIA, BERPRESTASI DAN BERTANGGUNG JAWAB

Senin, 17 Agustus 2015

Hasil Lomba Gerak Jalan HUT RI Ke-70 Tahun 2015 Kabupaten Buleleng

Lomba Gerak Jalan yang digelar oleh KONI Buleleng telah berakhir. Para pemenangnya diumumkan pada acara resepsi HUT RI ke-70 yang digelar di Rumah Jabatan Bupati, pada hari Senin, 17 Agustus 2015, malam.  Adapun hasil Lomba Gerak Jalan tersebut, yakni:
Juara Lomba Gerak Jalan Tingkat SD,
1)    Juara I, SD 1 Sangsit
2)   Juara II, SD 7 Sangsit
3)   Juara III, SD 2 Sangsit
Juara Lomba Gerak Jalan Tingkat SMP
1)    Juara I, SMPN 3 Sawan (A)
2)   Juara II, SMPN 7 Singaraja,
3)   Juara III SMPN 2 Singaraja
Juara Lomba Gerak Jalan Dewasa Putri, menempuh jarak sepanjang 17 Km:
1)    Juara I, SMAN 4 Singaraja
2)   Juara II, SMKN 3 Singaraja
3)   Juara III, SMK PGRI 1 Singaraja
Juara Lomba Gerak Jalan 45 Km:
1)    Juara I, SMKN 1 Singaraja,
2)   Juara II, SMAN 2 Singaraja,
3)   Juara III, SMAN Bali Mandara

readmore »»  

Kampus Terbaik di Indonesia Tahun 2015

Saat ini terdapat 134 perguruan tinggi negeri dan sekitar 4.000 perguruan tinggi swasta (PTS). Oleh karena itu, dipandang perlu ada peringkat agar dapat semakin mendorong perguruan tinggi mengembangkan kapasitasnya. Perguruan terbaik di Indonesia adalah Institut Teknlogi Bandung (ITB), dengan skor total 3.743 pada berbagai indikator yang dipakai Kemenristek Dikti.
Indikator penilaian meliputi, kualitas SDM, kualitas manajamen, kualitas penelitian dan publikasi hingga kualitas kegiatan mahasiswa,
Berikut 11 kampus terbaik se-Indonesia, seperti dilansir Kemenristek Dikti.
1. Institut Teknologi Bandung (ITB); skor total 3.743;
2. Universitas Gadjah Mada (UGM); skor total 3.690;
3. Institut Pertanian Bogor (IPB); skor total 3.490;
4. Universitas Indonesia (UI); skor total 3.412;
5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS); skor total 3.289;
6. Universitas Brawijaya (UB); skor total 3.217;
7. Universitas Padjadjaran (Unpad); skor total 3.075;
8. Universitas Airlangga (Unair); skor total 3.064;
9. Universitas Sebelas Maret (UNS); skor total 3.035;
10. Universitas Diponegoro (Undip); skor total 2.983; dan
11. Universitas Hasanuddin (Unhas); skor total 2.978.

Semoga dapat dijadikan sebagai bahan refleksi.
readmore »»  

Sabtu, 08 Agustus 2015

Sekilas Tentang UKG 2015

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sumarna Surapranata, mengatakan: Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2012-2014, dari 1,6 juta guru hanya 192 orang yang skornya di atas 90, dengan rata-rata 43. 
Ke depan skema insentif untuk guru tidak hanya berupa tunjangan,namun insentif non-tunai seperti beasiswa, pelatihan, dan lain-lain. Prinsip kebijakan tatakelola guru: akreditasi, karier, insentif, pengembangan kompetensi berkelanjutan, regulator, kolaborasi, dan afirmasi.
Dalam Rencana Strategis 2015-2019 Kemendikbud, pada tahun 2019 nilai rata-rata UKG ditargetkan 80 (https://web.facebook.com/Kemdikbud.RI, 6/8 2015)

KARENA . . . . .

readmore »»  

Jumat, 07 Agustus 2015

Skema Baru Ukuran Profesionalisme Guru

Mulai tahun ini ada dua skema yang akan dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdiknud) untuk mengukur profesionalisme guru, yaitu secara akademis dan non-akademis.
Pengukuran akademis dilakukan dengan rutin menyelenggarakan uji kompetensi guru (UKG) setiap tahun. Pengukuran non-akademis dengan melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sumarna Supranata di Jakarta, Rabu (6/8).
"Mulai tahun ini semua guru baik yang ada di bawah Kemendikbud maupun Kemenag akan menjalani UKG," ujarnya.
Sebelumnya, UKG hanya dilakukan kepada guru yang telah tersertifikasi atau akan disertifikasi.
"Di bawah Ditjen GTK kami akan melakukan tes UKG ke seluruh guru termasuk 318 ribu guru yang ada di Kemenag. Jadi ada 3,8 juta guru yang akan diuji mulai tahun ini untuk tahu potret kompetensinya," kata Pranata.
‎Dijelaskannya, ‎UKG harus dilakukan secara rutin karena ada target yang harus dicapai. Di 2019 mendatang, kata dia, rata-rata nilai UKG harus mencapai angka delapan. Target tersebut tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mengenai guru yang terdiri atas tiga poin.
Pertama, meningkatkan profesionalisme, kualitas, dan akuntabilitas GTK.  Kedua, meningkatkan kualitas LPTK. Ketiga, meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru.‎


Sumber: http://www.jpnn.com/read/2015/08/07/319179/ (Jumat, 07 Agustus 2015)
readmore »»  

Guru Wajib Mengikuti Uji Kompetensi Tahun 2015

Dirjen Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK) Sumarna Supranata menyatakan, uji kompetensi guru (UKG) menjadi target Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tahun ini. Pasalnya, disinyalir banyak guru yang kompetensinya memble alias rendah.
"Sekarang ini disinyalir kompetensi guru-guru memble tapi kinerjanya bagus. Hanya saja ukuran kinerja itu sangat subjektif, berbeda dengan kompetensi yang ukurannya jelas," kata Pranata, Jumat (7/8 2015).
Dia menyebutkan, selama ini kinerja seorang guru baik atau baik sekali sifatnya subjektif. Itu sebabnya, penilaian kinerja guru ini akan direview lagi dengan melibatkan pihak eksternal dalam penilaian.
‎Penilaian kinerja guru ini, lanjutnya, untuk mengukur profesionalitas tenaga pendidik dari sisi non akademis. Yang diukur dalam penilaian kinerja guru adalah keterampilan, kehadiran dan motivasi.
"Penilaian kinerja guru selama ini dilakukan oleh atasan langsung guru yaitu kepala sekolah atau pengawas. Penilaian model tersebut bersifat subjektif. Untuk itu diperlukan pihak luar yang juga ikut menilai," ucapnya.
Pranata menambahkan, dalam mekanisme yang sedang disiapkan ini, pihak luar yang bisa ikut menilai di antaranya adalah komite sekolah, masyarakat, bisa juga siswa yang menilai guru secara objektif. Harapannya, penilaian terhadap kinerja guru ini akan mendapatan potret yang lebih baik.
 "Guru profesional memiliki kemampuan pedagogik, sosial, dan kepribadian bangsa. Kepribadian bangsa yang dimaksud adalah pribadi yang sesuai dengan visi misi kebangsaan," terangnya.
 Ke depan, kata dia, profesionalisme guru harus menjadi demand atau keinginan. Sebagai regulator, pemerintah pusat akan menyiapkan berbagai bentuk pelatihan dan peningkatan kompetensi guru yang bisa dilakukan secara mandiri maupun kelompok. Pembiayaannya bisa dari negara, pemerintah daerah, atau oleh CSR perusahaan‎.


Sumber: http://www.jpnn.com/read/2015/08/07/319264/ (Jumat, 07 Agustus 2015)
readmore »»